mungkin aku telah lepas kendali
mengagumimu lebih dari hidupku
kau yang jadi inspirasiku dahulu
perlahan dan pasti membunuhku
entah kenapa mata ini melihatmu
telinga ini mendengarmu, jiwa ini ingin dekat denganmu
namun sebenarnya menjerumuskanku
menggelapkan jalanku, dan kebenaran
aku ingin berhenti bersamamu
tapi kau selalu duduk disampingku dengan manis
menjeratku perlahan namun sadis
pergilah kini aku menyesal pernah berjabat tangan denganmu
kau inspirasiku dan pembunuhku
dengan dua pilihan kau menguasaiku
aku bodoh waktu itu mempercayaimu seperti putri salju
dengan dinginmu kau sembuhkan panasku
dengan panasmu kau balut kedinginanku
tributte to my enemy forever
Tidak ada komentar:
Posting Komentar